Jumat, Maret 09, 2007

Proporsi Beritanya Gak Adil!!!

(The media often created different perception to the viewers)

Pemberitaan media Australia dua hari terakhir ini membuatku agak sedikit kesal dan kecewa. Ini berhubungan dengan terbakarnya pesawat Garuda 200 tgl. 7 Maret 2007 di Jogjakarta. Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, korban meninggal berjumlah 21 orang yang terdiri dari 16 warga negara Indonesia dan 5 orang warga negara Australia. Nah, tentu saja berita ini sangat menghebohkan hampir semua bangsa Indonesia dan juga warga Australia disini. Berita ttg kecelakaan pesawat Garuda itu menghiasi hampir semua media cetak Oz dan mengambil prime time pemberitaan dimedia elektronik terutama layar TV. Ok, that's fine coz kita pun disini jadi tidak ketinggalan berita yg setiap jam selalu diupdate. Sayangnya pemberitaan ini terkesan berat sebelah dan malah menyudutkan Indonesia dari bebrapa statment yang diberikan dalam pemberitaan media elektronik sini.

Pertama, Dua media (Channel 7 & The Australian) sempat mengeluarkan pemberitaan yang seperti ini kalo diterjemahkan. "Setelah Bom Bali 1 & 2, Tsunamai dan Bom Kuningan, sekali lagi tanah Indonesia mengambil nyawa Australians yang berharga dengan terbakarnya pesawat Boeing 737 milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Mereka ini sungguh patut diacungi jempol karena mereka rela dan berani untuk menunaikan tugas diIndonesia "a volatile nation, where natural disaster was a common occurrence, where disease was rampant, and where a small but violent clique of fundamentalists wanted their lifes". Pffff....sudah sejelek itukah nama negeriku dimata mereka? Dan lagi, dari kalimat diatas seolah-olah tersirat, nyawa warga negera mereka lebih berharga dibanding puluhan nyawa warga negara indonesia yang turut menjadi korban, hiks....

Kedua, seperti kita tahu korban WNA yang menderita luka barat serius sekarang menjalani perawatan intensif diRoyal Perth Hospital, Western Australia. Bersama dengan WNA itu ada juga beberapa WNI yang menjalani perawatan luka bakar tigkat tiga (luka bakar berat yang mencapai pembuluh darah, lemak dan otot) dirumah sakit yang sama. Pemberitaan ttg WNA ini selalu diupdate hampir disetiap saat di Breaking News time, dan sekecil apapun beritanya tentang mereka pasti akan langsung disiarkan, sampai-sampai ku sudah hampir hapal siapa mereka dan bagaimana kondisi terkini mereka. Namun anehnya, tidak ada satupun berita ttg WNI yg dirawat disana. Apakah itu ttg identitas mereka atau berapa jumlah WNI yg dirawat disana. Nope.....Nothing!!!!

Ketiga, mungkin Anda sudah dengar kalau sebenarnya tgl. 8 Maret 2007, juga terjadi kecelakaan pesawat jet carteran di Dowa, Malawi (terletak diantara negara Mozambique dan Zambia, Africa). Pesawat tersebut ditumpangi oleh 8 orang engineers warga negara Australia beserta pilot berkewarganegaraan South Africa. Engineers ini disewa oleh Paladin Resouce (salah satu pusat pertambngan Uranium terbesar di Malawi) untuk menjalankan project pertambnagan Uranium disana. Unfortunately ditengah perjalanan, entah karena apa, tiba-tiba saja pesawat yg mereka tumpangi mengalami kecelakaan hingga menyebabkan semua penumpangnya tewas ditempat termasuk 8 Australians tadi. Nah, anehnya berita ini hanya muncul sekitar dua kali di beberapa channel (bukan semua channel lho!!!) dan untuk media cetak, hanya ada diSydney Morning Herald itupun bukan dikolom utamanya yang masih didominasi oleh berita "the Garuda inferno".

Mungkin disengaja atau tidak, media disini seolah memunculkan banyak pemberitaan seputar kecelakaan GA-200 yang menyisakan tanda tanya dan menciptakan beragam persepsi dikepala konsumen berita. Misalnya mereka mempertanyakan kelambatan pihak Indonesia dalam mengidentifikasi korban dan mengkompare dengan hasil kerja AFP (Australian Federal Police) yang bekerja lebih professional untuk kasus2 seperti ini (tidak heran ditipi2 sini lebih banyak muncul crew AFP disekitar bangkai pesawat GA-200 dibanding polisi Indonesia-.-). Ada juga pemunculan issue alasan pihak Garuda yg spontan mengecat warna putih maskot GA-200 (menghapus image buruk?) sesaat setelah kecelakaan, lalu pertanyaan mengapa kedua pilot GA-200 bisa selamat dan sekarang sulit untuk diinterogasi dengan alasan mengalami gangguan psikologis (some news said, kedua pilot tsb hanya pretending untuk menghindari tuntutan), dan masih banyak lagi dugaan2 yang dimunculkan pihak disini yg mengarahkan pada persepsi negatif dan citra buruk bagi bangsa Indonesia.

14 komentar:

  1. Aku pikir... kita semua sudah pada maklum posisi pemerintah Indo di mata pemerintah Oz... Cuma kita juga harus bercermin sih... kenapa bencana begitu beruntun menimpa Indo??? Ada apa ini sebenarnya???? :((

    BalasHapus
  2. wah... walaupun emang kita salah... sedih juga ya kalo indonesia jadi segitu jeleknya di mata mereka...
    tapi... jadi curiga de... biasanya kan australia juga terlalu mendiskreditkan indonesia... jangan-jangan... jangan-jangan... :D

    BalasHapus
  3. Very well said. Itu alasan saya untuk tidak lagi menonton tv (kecuali saat jam tayang the simpsons n southpark):). (Dimulai sejak kasus Imam Hilali). Yah apa boleh buat, kita berada di negara mereka, so, semua diatur sesuai keinginan "true blue ozzie". Mungkin kita juga melakukan yg sama di negara kita.

    BalasHapus
  4. @Bakhriansyah : Iya siy, tapi dalam dunia jurnalisme, keberpihakan yg sepertin ini tidak bisa dibenarkan. Ini artinya, menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain. Hiks...ku ini ngomong apaan siy?!

    BalasHapus
  5. @Mela : Hayooo....jangan-jangan kenapa? Emang lagi mikir apa tho mbak, jadi atut aya^_^

    BalasHapus
  6. @Retrospectext : Jadi ceritanya nyuruh berenti nonton tipi niy? Hiks susah sih, dah dari sononya suka nonton berita (meski kdg gak ngerti),lagian ku kan bahasa inggrisnya masih belepotan, nonton Tipi supaya bisa tambah2 vocabs mate^_^.

    BalasHapus
  7. susyah kalau dah ngomongin media yg berat sebelah, dah biarin aja lah ...

    kenapa bangsa kita ngalamin kaya gini? ya teguran ... soalnya bangsa kita ini juga luar biasa jahatnya, .... tokoh masyarakat asik masyuk sama wanita bukan istrinya ? ada. Tokoh agama mengkorupsi departemn agama yg dipimpinnya? ada. lengkap deh.

    hehehe

    jadi lupa,salam kenal.
    Gbu.

    BalasHapus
  8. kayak nggak tau aja kelakuan tetangga kita itu....

    itu mah udah basi....

    media aussie emang musuh indonesia dari dulu...

    jelas-jelas Schapelle Corby terbukti bersalah...masih dibela...

    eh lupa...met kenal :D

    BalasHapus
  9. @David Hotary : Iya niy mas, kayaknya ini memang teguran sekaligus hukuman buat bangsa kita yang katanya adalah bangsa yang religius dan menjunjung tinggi nilai ketimuran, tapi nyatanya melakukan praktek amoral secara terang2an didepan mata bangsa Indonesia. Hiks, sedih banget jadinya...
    Btw, Salam kenal juga mas David^_^

    BalasHapus
  10. Tenang...tenang mas Fareez, Schapelle Corby tidak lagi seinnocent pembelaannya dulu, sekarang sudah terungkap bukti dari pihak Oz sendiri kalo dia memang sebelumnya sudah punya criminal record yg bekaitan dengan penggunaan prohibited drugs. So, pemindahan tahanannya keOz bukan berati dia bebas dari hukuman karena hukuman baru sudah menantinya disini yaitu social isolation karena tlah membohongi publik aussies dengan kibulannya.

    Btw, met kenal juga dari Sydney^_^

    BalasHapus
  11. Ada teman kerja, orang Greek. dia selalu pake kaos oblong fave-nya. tulisan depannya kayak gini: "Don`t Let Howard Screw You....". Jadi ya, they`re all f***ing a**hole. Thus, bgm ini,kita juga hidup di ausie. Ada sebuah caption foto di ausie di salah satu friendster orang Indo, "menempati bukan berarti menjadi..."

    BalasHapus
  12. Iya, corby (dan keluarga) skrg malah dijelek2kan citra nya oleh channel 7. inilah wajah asli media australia yang lebih mementingkan sensasi daripada menampilkan yang "baik2 saja".

    Tapi malah seru lho kalau begini, coba bandingkan dgn berita TVRI (berita pagi TVRI ada di SBS tiap hari jam 12 sdh tahu kan? :D). Berita pembunuhan dan berita liputan seminar kesannya sama saja bagi pembaca berita TVRI. Nadanya datar tanpa emosi. Membosankan dan membuat ngantuk.

    Mendingan channel 7 yg bikin kita pingin banting TV, atau The Australian yang membuat kita ingin sobek2 itu koran, sambil teriak ke semua orang: INI TIDAK BENAR...! Lebih hidup. Lebih kritis. Membuat kita kritis berfikir. Membuat kita tergerak untuk mengeluh, setidaknya di blog pribadi seperti punya nya Aya ini :)

    Ya begitulah media. Kalau tidak begitu, susah untuk dapat oplah banyak atau rating tinggi.

    BalasHapus
  13. coba beli buku nya Jerry d Gray berjudul Dosa2 media Amerika... disitu diulas bagaimana gak adil dan gak fair malah terkadang menipu.. media barat mmg sudah merupakan alat propaganda... wajar jika penulisnya akhirnya pindah ke indonesia dan menetap serta menikah dgn orang indonesia...

    dianjurkan punya buku tsb... kalo mmg ingin tahu trik2 propagandanya barat... pa Jerry ini adalah jurnalis senior di USA sana, tp udah muak dgn white house..

    BalasHapus
  14. Yang terhormat
    Rakyat Indonesia
    Di tempat.

    Seluruh Rakyat Indonesia dimanapun berada
    Sepuluh tahun sudah berlalu dan tidak ada yang berubah
    Beberapa berganti nama, beberapa berganti wajah
    Beberapa berganti istilah …. Semua seolah berganti
    Tapi semua tetaplah sama

    Untuk itu, ijinkan aku mohon maaf
    Karena hingga hari ini
    Tak ada perubahan yang bisa dipersembahkan
    Tak ada harta yang bisa diwariskan
    Tak ada jabatan yang bisa dibanggakan

    Aku sadar dan minta maaf
    Karena hanya kejujuran bercerita yang tersisa
    Tentang perjalanan panjang dari rangkaian cita-cita
    www.pena-98.com
    www.adiannapitupulu.blogspot.com.

    BalasHapus