Selasa, Mei 08, 2007

Simply Thank You

Pernah dengar orang yang memaksa orang lain memberi pujian dengan menggunakan reverse psychology feedback?! Percakapannya kira-kira seperti ini maksud Aya:

X: "Saya bermain piano buruk sekali!"
Y:"Ah enggak. Menurut saya, permainan piano Anda bagus sekali.'
X:"Tidak juga. Saya melakukan banyak kesalahan tadi.
Y:"Tetapi menurut saya Anda sangat hebat"
X "Ah, Anda hanya mencoba menghibur saya.
Y: "Sungguh. Anda benar-benar luar biasa!"
X:"Terima kasih... tetapi saya pemain yang buruk."

Gimana anda mendengarnya? Bukankah percakapan tersebut menjengkelkan? Kita wajib mengakhiri percakapan konyol seperti itu secepat mungkin, dan mulai membicarakan hal lain yang masuk akal! Orang berprestasi tidak menggunakan tipuan kerendahan hati palsu. Mereka tidak dengan sengaja ingin memancing pujian dari orang lain, tetapi kalau dipuji mereka menerimanya dengan tulus. Selalu ucapkan terimakasih atau kata-kata lain yang sejenis. Mengapa? Jika kita dengan tulus menghargai diri sendiri, kita tidak perlu mengumumkan ke orang lain betapa baiknya diri kita. Hanya orang yang tidak yakin atas harga dirinyalah yang mengumumkannya ke semua orang. Yang perlu kita ketahui adalah bahwa menerima pujian bukanlah sikap yang perlu dipersoalkan. Kita tidak perlu menjadi seorang yang sempurna untuk mengucapkan terima kasih setelah menerima pujian. Orang yang sukses selalu mengucapkan, "Terima kasih."karena mereka menyadari bahwa mengakui telah mengerjakan sesuatu dengan baik adalah sikap yang sehat dan tidak dibuat-buat. Jika Anda memberi selamat kepada Tiger Wood atas kemenangannya di sebuah turnamen golf, ia tidak akan berkata, "Ah, itu hanya kebetulan kok," atau "Saya kebetulan sedang beruntung." Sebaliknya ia akan berkata, "Terima kasih." Jika Anda memberi selamat kepada Paul McCartney atas keberhasilannya membuat lagu yang menjadi hit, ia tidak akan berkata, "Kamu gila! Lagu itu sangat jelek." Sebaliknya Ia akan berkata, "Terima kasih.
"Pujian adalah suatu hadiah tak berwujud tapi dapat dirasakan".
Perlu pemikiran dan usaha untuk memberikan pujian kepada seseorang. Seperti halnya kalau Anda memberi hadiah kepada seseorang, Anda akan merasa kecewa jika hadiah itu dikembalikan kepada Anda. Ini adalah alasan lain mengapa kita sebaiknya menerima pujian dengan senang hati. Coba bayangkan seorang teman Anda memuji penampilan Anda dan Anda menanggapi, "Tetapi bibirku tebal dan kakiku pendek!" Anda akan merasa tidak enak karena Anda tidak menerima pujian itu sesemangat teman Anda ketika ia melontarkannya. Ia juga merasa tidak enak karena alasan yang sama, dan akan mengingat Anda sebagai seorang teman berbibir tebal dan berkaki pendek. Jadi, mengapa tidak mengucapkan "Terima kasih" saja?
(Conversation Behind the Scene)
Lisa: Kamu nyanyinya bagus deh tadi^_^
Aya: Hah, masak sih?!!
Lisa: Iya bener, aku sampe terbuai mendengarnya, serasa mendengar Celine Dion.
Aya: Ah biasa aja kok Lis
Lisa: Sumpeh, suaramu kayak Celine Dion Ya'!! (iih, Lisa kok maksa sih?)
Aya: Hahaha...ya emang mirip Celine Dion wong aku tadi Lipsync doang kok!! Tapi tetap terima kasih deh Lis, hehehe^_^

7 komentar:

  1. he..he..he...
    tul ya....aku juga ga suka kalo muji seseorang lantas di malah menghina dirinya sendiri. Sekecil apapun itu, prestasi adalah prestasi. Kita harus menghargai diri kita sendiri. Toh...ucapan "terima kasih" saat menerima pujian, sudah sangat membahagiakan bagi yang memujinya...

    btw..postingannya bagus ya..
    apalagi ada prolog n epilognya....^_^

    BalasHapus
  2. Jadi teringat filem2 Cina, biasanya orang yg dipuji lantas menjawab, "ah, anda terlalu memuji"...

    Menurutku itu kebiasaan daerah masing2, tiap daerah punya kebiasaan lain. Kalau di Jawa, orang jarang bilang terima kasih kalau dipuji.

    Tapi contoh2 yg dikasih Aya, memang agak ngjengkelkan si kl orang smp seperti itu... mungkin krn pakai bhs Indonesia kali ya? :D Kalau dibahasa jawakan keliatan sangat normal dan lazim..hihi... (sori rasis lagi, memang budaya orang2 itu berbeda masalahnya...)

    Anyway, aku cenderung setuju, mending bilang terima kasih saja drpd merendahkan diri... lebih straightforward, tidak basa basi.. ga spt org jawa umumnya hihihi...

    BalasHapus
  3. Aku setuju dengan Irfan... bahwa sering kali beda kultur menyebabkan kita berbeda dalam menerima pujian... apalagi kalo pada dasaranya orang tersebut punya bakat rendah diri.... kita tentu bisa melihat bagaimana perbedaan antara orang SOLO dengan orang MEDAN dalam menerima pujian...

    BalasHapus
  4. lebih penting pujian yang tulus dan ucapan terimaksih yang tulus kali ye...
    maksain pujian kita ama orang yg malah ngeremihin dirinya sendiri memang mubazir bgt...
    Puji aq aja deh Ya..
    pasti aq akan bilang tq dgn spontan he he he!

    BalasHapus
  5. Kalo udah se-kelas Tiger Wood n McCartney, ngomong "thank you" saja mungkin cukup, XD. Saya setuju, di-counter dengan "excuses" boleh-boleh saja, tapi asal jangan berlebihan. Toh yg me-muji juga belum tentu benar" karena kagum, mungkin karena sekedar kasian atau basa-basi?
    Btw, artikelnya keren lho ya! Swear! (bukan basa-basi lho) ~_~'

    BalasHapus
  6. baca dari awal nadanya serius banget, eh pas nyampe ujung ternyata bikin ngakak hahaha...

    postingan yg keren :)
    btw aku termasuk salah seorang yg gak siap menerima pujian. kalo ada yg muji aku langsung jadi salah tingkah dan biasanya langsung berkata "ah, kamu bisa aja!"
    mudah2an setelah baca ini aku jadi terbiasa bilang "makasih" kalo ada yg muji.

    ayo.. ada yg mau muji aku gak nih?! biar aku bisa belajar bilang makasih dari sekarang :D

    BalasHapus
  7. @To everyone : Cant say that much, only T-H-A-N-K Y-O-U^_^

    BalasHapus