Selasa, September 04, 2007

Cembokur?!

(photo courtesy of dee*lightful photos)


R: Ya' aku sebel ma cowokku dia kayaknya gak sayang lagi deh ma aku.
A: Gak sayang?! Kok bisa? tau dari mana?
R: Buktinya tadi pas aku jalan bareng ma dia, saat kita papasan ama cewek2 bule dideket kampus UTS, eh..matanya jelalatan lagi nengok2 tuh cewek sexy.
A: Mungkin kenalannya kalee....
R: Bukan Ya', aku yakin....pasti dia sedang mengagumi kecantikan cewek2 bule itu!
A: Ya kan gak papa kalo cuman mengagumi, yang penting kan dia tetep jalan disamping mbak.
R: Tapi Ya' sebagai pacar, aku pasti panas lah Ya'. Udah jelas jalan ma aku kok masih ngelirik2 gitu! Itu artinya dia gak ngeliat aku sebagai pacarnya.
A: Panas?! Maksudnya cembokur ya?! ^_^
R: Idih, siapa yang cemburu?! Gak lagi! (Gengsi mode: ON)
A: bener gak cemburu?!
R: Ehmm....iya sih, tapi dikit.
A: Ya tetep aja cemburu tuh namanya mbak^_^

Saat kita menjalin suatu hubungan, baik itu persahabatan, pacaran ataupun didalam kehidupan berumah tangga, pasti ada kalanya rasa cemburu itu ada dan datang dengan sendirinya. Hal itu sah-sah saja asal dalam kadar normal dan tidak berlebihan. Cemburu bisa datang dengan alasan spesifik, namun terkadang juga tanpa alasan yang jelas. Dalam mengekspresikan rasa cemburu ini berbagai respon akan muncul tergantung kondisi psikologis seseorang. Umumnya sebagian besar pasangan akan menjadi mudah marah dan tersinggung, golongan kedua mereka yang diam saja seolah-olah tidak ada masalah (padahal didalam hati panas terbakar dan membara!!!), golongan ketiga adalah mereka yang menanggapinya secara santai dengan mengeluarkan sindiran halus berbentuk joke, dan terakhir golongan yg mungkin paling sedikit persentasenya adalah mereka yang mengkomunikasikan langsung pada pasangannya bahwa mereka cemburu (tapi caranya asertif lho ya, bukannya ngamuk-ngamuk!). Ketika kita merasa cemburu maka dalam hati kita akan terasa sakit karena merasa tersaingi ataupun merasa akan kehilangan akan org yg kita sayangi.
Jika kita menanggapi rasa cemburu ini dengan egoisme yg tinggi maka hubungan itu jelas tidak akan berjalan lama karena sudah menipisnya kepercayaan yg menjadi dasar dari suatu hubungan.
Bukannya cemburu itu tidak boleh, justru cemburu itu perlu karena itu menunjukan bahwa betapa cintanya kita kepada pasangan kita, asalkan cemburu itu berdasarkan rasa kasih sayang dan bukan berdasarkan atas rasa tidak percaya dan curiga yg berlebihan.
Oia, ada satu hal yang menarik dari topik cemburu ini. Dalam hubungan persahabatan antara lawan jenis, terkadang ada seseorang yang ingin membuat temannya cemburu karena ingin melihat respon si temannya ini, apakah cemburu atau tidak jika dia melakukan tindakan tertentu. Taruhlah contoh, semisalnya ada seorang cowok yang sudah lama banget berteman dengan seorang cewek, suatu hari tiba-tiba saja si co ini menyadari kalo dia mulai jatuh cinta pada teman ceweknya ini, namun si co gak tau bagaimana feeling si cewek ini sendiri terhadapnya. Akhirnya dibuatlah skenario untuk mengetahui perasaan sesungguhnya teman ceweknya ini. Si cowok meminta teman ce yg lain untuk jalan bersamanya (baca: memanas-manasi) didepan si ce ini, selain itu dia mulai sering membahas cewek lain didepan teman ceweknya dengan harapan bahwa si ce akan cemburu. Di lain pihak si ce juga sebenarnya dari awal sudah suka dengan co ini, tapi karena ada perasaan malu tuk mengungkapkan disamping si co sendiri memang terkenal populer dimata cewek2 sekelilingnya, akhirnya dipendamlah perasaan ini karena tidak ingin dibilang "terlalu berharap". Kisah ini kemudian diperparah dengan tindakan sang co yg mulai sering membicarakan ttg ce lain didepannya, dan membuat hatinya menjadi pedih namun tidak mampu menyampaikan karena mereka memang belum punya komitmen apa-apa selain sebagai sahabat tempat curhat. Singkat cerita, semenjak itu hubungan keduanya menjadi renggang karena komunikasi yang mulai pudar juga karena cemburu (?) mulai mengusik. Si co sedih mengira sang ce memang sama sekali tidak memiliki feeling apa-apa terhadapnya, disisi lain sang ce merana karena teman co ini mulai jatuh cinta pada ce lain dan melupakannya. Renggang-berpisah-tuk-selamanya. Hmmm....akhir yg menyedihkan!!
Coba kalo mereka mau jujur kacang ijo pada perasaan masing-masing, mungkin kejadiannya gak kayak gini kali ya?! Lagian gak ada salahnya bila salah satu ingin menyampaikan perasaannya kepada yag lain, urusan tolak-menolak kan bisa belakangan dipikirin, yang penting gak-mati- muda-cakep-penasaran!

Didalam suatu hubungan adakalanya dimana kita akan menghadapi rintangan dan ujicoba yg membutuhkan pengorbanan serta kepercayaan yg tulus dari kedua belah pihak. Disaat-saat seperti itu jangan sekali2 utk mencoba mengkhianati melainkan kita harus menghargai dan menjaga kepercayaan yg telah diberikan oleh org yg kita kasihi, karena kepercayaan itu sangat tinggi nilainya dan tidak dapat dihargai dengan materi, hanya rasa sayang dan cinta kasih yg tulus yg dapat membalasnya. Juga jangan pernah memberi peluang kepada pihak ketiga yang semula hanya ingin membantu, namun akhirnya masuk sebagai pihak ketiga yang kemudian memperkeruh hubungan kedua belah pihak.
Bagi teman2 yg sedang menjalin hubungan, baik itu sahabat ataupun kekasih semoga rasa cemburu tidak dijadikan rintangan dan halangan didalam berhubungan melainkan jadikanlah itu sebagai suatu pelajaran utk saling memberikan kepercayaan dan pembuktian rasa sayang dan cinta yg tulus kepada pasangan kita. Dan ingat, jangan coba-coba main api jika tidak ingin terbakar lho ya!

(Building 10 UTS, mengingat cerita seorang teman sebelum married dua minggu yang lalu)

4 komentar:

  1. Makanya Aya... kalau emang ada perasaan suka sama orang, sampaikan aja :) Gak usah gengsi.

    Jadi ingat seorang wanita di jaman bahari, cantik memikat, tinggi dan salihah bertanya : kenapa kok ada seorang pria setiap kali menikah, selalu tidak tahan lama. Istrinya selalu melarikan diri, dan dia tampak malu sekali.
    Ternyata ada yang bermasalah dari fisik sang laki-laki tersebut.
    Wanita tersebut berkata, saya akan menikah dengan dia dan berharap semoga Allah menurunkan rahmat-Nya.
    Cerita ini diakhiri dengan lahirnya seorang anak yang kelak menjadi imam besar di jaman tersebut.

    BalasHapus
  2. Cemburu... manusiawi sekali.. marah... ku pikir juga manusiawi... tapi cemburu pada seseorang yang tidak ada komitmen dengan kita? ya ga bener... mau protes salah... ga protes hati merana.. hahahaa.... akhirnya... berharap dia akan mengerti... tapi.... mati karena berharap kali ya... hahaha

    BalasHapus
  3. uhmmmm... kayaknya aku msk dlm golongan : "golongan kedua mereka yang diam saja seolah-olah tidak ada masalah (padahal didalam hati panas terbakar dan membara!!!)"
    eh, tp kayaknya aku jg msk golongan ini : "golongan ketiga adalah mereka yang menanggapinya secara santai dengan mengeluarkan sindiran halus berbentuk joke"
    Hehehehehe... xP

    Btw... itu cerita cemburu ama sahabat lawan jenis, kisah nyata kah, Mbak?
    Hqhqhqhq... xD

    BalasHapus
  4. nah itu dia mbak aya.. terkadang ada juga wanita yang jaim dan menolak si pria, namun setelah beberapa kemudian barulah dia juga jujur kl dia suka sama si pria. kasus seperti itu gmn mbak aya ??

    BalasHapus