Selasa, April 08, 2008

How Are You Today, Sakazakii-san?

Berikut adalah tulisan dari teman saya Anton Rahmadi; seorang pengajar berdedikasi tinggi diUniversitas Mulawarman , food scientist dan maestro IT; mengenai kontroversi seputar bakteri sakazakii yang sempat meresahkan banyak ibu-ibu yang memiliki balita. Dimuat diharian Kaltim Post.
Potensi Dampak E. sakazakii terhadap Konsumsi Susu Balita
Oleh: Anton Rahmadi, M.Sc.

Enterobacter sakazakii (dibaca: enterobakter sakazaki-ai) benar-benar telah menjadi bintang pemberitaan media disamping mandegnya pembahasan RUU Pemilu dan musibah-musibah yang silih berganti.

Pewartaan yang berturut-turut setiap hari hingga rekayasa tuntutan masyarakat agar mengumumkan nama-nama brand susu formula balita yang mengandung bakteri patogen, E. sakazakii, oleh media kepada tim peneliti IPB ini tentu akan menyeret dampak yang lebih besar.
Dampak pertama adalah matinya brand susu formula begitu diumumkan ke publik. Contoh ini telah banyak terjadi saat Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengumumkan bahwa sebuah produk tidak halal. Reaksi menghakimi yang dilakukan masyarakat tentunya akan menyebabkan brand susu yang disebutkan tersebut ditinggalkan untuk selamanya.

Padahal, hasil riset dari seluruh dunia mengatakan bahwa kontaminasi E. sakazakii dapat terjadi pada merek susu apapun yang kualitas produksinya mengalami kecacatan. Jadi bahasa mudahnya adalah: keberadaan E. sakazakii tidak terkait satu atau dua nama susu formula, tetapi lebih dikarenakan adanya kontaminasi sporadis dalam batch tertentu dalam taraf produksi. Setidaknya, inilah yang dapat disimpulkan dalam sebuah penelitian serupa setahun silam di UNSW, Sydney terhadap produk-produk susu formula di Australia.

Prevalensi kontaminasi E. sakazakii sehingga berkembang dan membahayakan konsumen menurut sebuah penelitian di Belanda adalah maksimum 6,5%. Dalam perhitungan ini, dibutuhkan waktu lima hari pasca produksi, sehingga susu yang tercemar satu sel hidup E sakazakii menjadi berbahaya untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Dampak kedua yang nyata terjadi adalah beralihnya masyarakat dari meminum susu. Dampak yang diperkirakan akan semakin meluas ini adalah akibat kurang berimbangnya pengetahuan yang diberikan kepada masyarakat bahwa E. sakazakii ini hanya berbahaya bagi balita dengan sistem imun lemah, lahir prematur, atau secara umumnya bayi dengan usia kelahiran 0-6 bulan. Bakteri inipun mudah mati apabila susu dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 85-100°C selama 1-2 menit sebelum dicampur dengan air dingin dan diberikan kepada balita bersangkutan. Secara umum, yang diberitakan oleh media adalah beralihnya sebagian masyarakat kepada akternatif-alternatif selain susu formula.

Alternatif susu formula, misalnya susu segar tetap harus dimasak sampai mendidih terlebih dahulu untuk menginaktivasi bakteri yang kandungannya boleh jadi lebih tinggi dibandingkan pada susu formula. Sebagai gambaran, susu segar dari sapi yang terkena mastitis (radang kelenjar susu) akan memiliki kandungan bakteri yang cukup (1 juta sel/g produk) untuk menyebabkan penyakit bagi manusia. Susu segar, bagi balita tertentu pun bisa berakibat kurang baik karena sebagian bayi menderita sensitif terhadap laktosa (lactose intolerance). Di lain sisi, susu segar yang disiapkan dengan baik, tentunya sehat dan bergizi sebagaimana layaknya susu formula. Alternatif menggunakan susu segar masih terbilang baik dibandingkan alternatif berikutnya.

Alternatif air tajin merupakan pilihan yang tidak dianjurkan. Kandungan protein, vitamin, mineral maupun gula sederhana yang dibutuhkan untuk perkembangan otak sang bayi tidak dapat ditemukan pada air tajin, selengkap yang ditemukan pada susu.

Dampak ketiga yang akan menyusul adalah bayi yang pertumbuhannya terganggu karena asupan gizinya yang kurang ideal. Sudah diketahui bahwa tidak semua tingkat ekonomi masyarakat yang mampu memberikan susu kepada bayi-bayi mereka. Munculnya pemberitaan ini akan menyebabkan semakin banyaknya kelompok masyarakat yang tidak memberikan susu, mampu ataupun tidak mampu. Tentu saja, perkembangan ini akan berbahaya bagi kelangsungan generasi penerus bangsa.

Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya menghentikan kontroversi untuk menerima-tidak menerima hasil penelitian, sekalipun sebenarnya data-data yang telah diungkapkan tersebut sangat kuat karena didukung oleh fakta penelitian-penelitian yang dilakukan di seluruh dunia. Pemerintah sebaiknya mengambil langkah edukatif terhadap warganya dengan menyiarkan cara menyiapkan susu yang sehat dan aman dari kontaminasi bakteri E. sakazakii. Pada saat yang sama, pemerintah mendesak industri untuk memperbaiki standar produksi susu formula termasuk dengan cara memasukkan E. sakazakii dalam proses Hazard Analisis Critical Control Point (HACCP) di tingkat produksi.

Bagi tim peneliti IPB tentunya ada saran khusus, yaitu membuat satu spot khusus di media elektronik ataupun cetak yang menjelaskan secara detil tentang hasil penelitian yang telah dilakukan, bahaya yang mungkin ditimbulkan, audiens yang potensial terdampak bahaya tersebut, serta cara pencegahannya. Apa yang sudah diberitakan dengan kurang tepat harus diluruskan. Inilah peranan saintis untuk menciptakan situasi yang lebih baik di negeri ini.

Kesimpulan:
1. Kontaminasi E. sakazakii menurut penelitian di seluruh dunia terjadi secara sporadis dan tidak terkait brand tertentu.
2. E. sakazakii berbahaya bagi bayi berusia 0-6 bulan, atau lahir prematur atau bayi dengan sistem imun yang rendah.
3. Mempersiapkan susu dengan cara merendam susu di dalam air panas (85-100°C) selama 1-2 menit sebelum dicampur dengan air dingin dan diberikan pada bayi sudah cukup untuk menonaktifkan bakteri tersebut.
4. Menghentikan asupan susu dan mencari alternatif lain, terutama air tajin, adalah solusi yang tidak dianjurkan, karena kandungan gizinya tidak selengkap susu segar ataupun susu formula.***

*) Peneliti Mikrobiologi, Universitas Mulawarman, Samarinda. Alumni University of New South Wales, Sydney, Australia.

1 komentar:

  1. Nice posting buddy…I love to read it…I love your blog..Thanks for sharing..
    I would like to share good news also. Here you:
    LOWONGAN KERJA ENGLISH TUTOR Konsultan Pendidikan Bahasa Inggris Nasional untuk cabang Samarinda & Balikpapan. Kirim surat lamaran & CV anda ke easyspeak.recruitment@gmail.com. Atau hubungi No Telp 0541-273163 (Samarinda) dan 0542-737537 (Balikpapan). Kunjungi www.easyspeak.co.id untuk mengetahui profile perusahaan kami. Terima Kasih.

    BalasHapus