Oleh: Prof.H.M Hembing Wijayakusuma
Gastritis atau radang lambung lebih dikenal dengan sebutan penyakit maag. Pada penderita radang lambung atau maag, dijumpai adanya suatu iritasi atau infeksi atau peradangan pada dinding mukosa lambung sehingga dinding lambung menjadi merah, bengkak, berdarah dan berparut atau luka. Selain luka pada dinding lambung, juga luka pada usus 12 jari. Serangan dapat bersifat akut atau kronis. Radang kronis sering terjadi di kalangan orang tua dan penderita anemia pernisiosa. Hal ini sering dapat menimbulkan peradangan pada seluruh lapisan dinding lambung. Radang lambung dapat menyerang setiap orang dengan segala usia. Radang lambung dapat menimbulkan pendarahan (hemorrhagic gastritis) sehingga banyak darah yang keluar dan berkumpul di lambung, penderita akan muntah mengandung darah yang berwarna cokelat seperti kopi.
Pada penderita radang lambung akut, sering mengeluhkan adanya suatu gejala dengan perasaan lambung tidak enak, kram perut, indigesti, napsu makan berkurang, mual dan muntah. Gejala-gejala tersebut akan berlangsung dalam beberapa jam hingga beberapa hari. Sedangkan pada penderita radang lambung kronis mempunyai gejala yang sama atau rasa tidak nyaman yang ringan. Sring kali gejala tersebut menjadi samar-samar, seperti tidak toleran terhadap makanan berlemak atau pedas atau serangan yang ringan yang dapat hilang dengan makan. Namun demikian secara umum penyakit radang lambung mempunyai beberapa gejala yaitu:
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi radang yaitu:
Tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk mengatasi radang lambung ditujukan untuk mengurangi peradangan dan infeksi, memperkuat dinding mukosa lambung dan mengurangi kepekaan dinding lambung, memperbaiki fungsi kelenjar-kelenjar lambung dan pencernaan secara umum. Cara tradisional dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat yang dapat digunakan untuk mengatasi radang lambung diantaranya yaitu:
Anda dapat menggunakan salah satu cara tradisional di atas, lalukan secara teratur sehari 2 kali. Dalam melakukan perebusan gunakan panci enamel atau periuk tanah.
Gastritis atau radang lambung lebih dikenal dengan sebutan penyakit maag. Pada penderita radang lambung atau maag, dijumpai adanya suatu iritasi atau infeksi atau peradangan pada dinding mukosa lambung sehingga dinding lambung menjadi merah, bengkak, berdarah dan berparut atau luka. Selain luka pada dinding lambung, juga luka pada usus 12 jari. Serangan dapat bersifat akut atau kronis. Radang kronis sering terjadi di kalangan orang tua dan penderita anemia pernisiosa. Hal ini sering dapat menimbulkan peradangan pada seluruh lapisan dinding lambung. Radang lambung dapat menyerang setiap orang dengan segala usia. Radang lambung dapat menimbulkan pendarahan (hemorrhagic gastritis) sehingga banyak darah yang keluar dan berkumpul di lambung, penderita akan muntah mengandung darah yang berwarna cokelat seperti kopi.
Pada penderita radang lambung akut, sering mengeluhkan adanya suatu gejala dengan perasaan lambung tidak enak, kram perut, indigesti, napsu makan berkurang, mual dan muntah. Gejala-gejala tersebut akan berlangsung dalam beberapa jam hingga beberapa hari. Sedangkan pada penderita radang lambung kronis mempunyai gejala yang sama atau rasa tidak nyaman yang ringan. Sring kali gejala tersebut menjadi samar-samar, seperti tidak toleran terhadap makanan berlemak atau pedas atau serangan yang ringan yang dapat hilang dengan makan. Namun demikian secara umum penyakit radang lambung mempunyai beberapa gejala yaitu:
- Mual dan sering muntah agak asam
- Perut terasa nyeri, pedih \kembung dan sesak sebah) pada bagian atas perut.
- Napsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat dingin
- Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar
- Sulit untuk tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut sebelah atas (ulu hati)
- Kepala terasa pusing
- pada radang lambung dapat terjadi pendarahan
- Adanya stres dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang
- Adanya asam lambung dan pepsin yang berlebihan
- Mukosa lambung tak tahan terhadap asam lambung dan pepsin yang berlebihan karena menurunnya kemampuan fungsi mukosa lambung tersebut.
- Waktu makan yang tidak teratur, sering terlambat makan, atau sering makan berlebihan
- Terlalu banyak makanan yang pedas, asem, minuman beralkohol, obat-obatan tertentu dengan dosis tinggi
- Tertelannya substansi/zat yang korosif, seperti alkali, asam kuat, cairan pembersih kimiawi dan lain-lain
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi radang yaitu:
- Hindari stres dan kerja berat
- Konsumsi makanan yang ringan dan lunak
- jangan sampai terlambat makan dan hindari makanan berlebihan
- Hindari makan yang pedas, asam, keras dan lain-lain yang dapat mempengaruh radang lambung seperti alkohol, kopi, mie, ketan, kangkung, kol, daun singkong, seledri, durian, nanas, nangka, salak, pisang ambon, sofdrink (minuman yang banyak mengandung gas), dan lain-lain.
- Usahakan buang air besar secara teratur
- Minum obat/ramuan secara teratur
Tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk mengatasi radang lambung ditujukan untuk mengurangi peradangan dan infeksi, memperkuat dinding mukosa lambung dan mengurangi kepekaan dinding lambung, memperbaiki fungsi kelenjar-kelenjar lambung dan pencernaan secara umum. Cara tradisional dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat yang dapat digunakan untuk mengatasi radang lambung diantaranya yaitu:
- 30 gram temu lawak segar + 10 gram kulit jeruk mandarin kering + 5 butir kapulaga direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.
- 75 gram daun lidah buaya dikupas kulitnya + 10 gram adas + 5 butir bunga lawang direbus dengan 500 cc air tersisa 200 cc, airnya disaring + 1 sdm madu, diminum hangat-hangat.
- 25 gram kunyit segar + 20 gram kencur + 5 butir cengkeh direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat
- 3 batang sereh + 15 butir ketumbar + lengkuas direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, minum hangat-hangat.
Anda dapat menggunakan salah satu cara tradisional di atas, lalukan secara teratur sehari 2 kali. Dalam melakukan perebusan gunakan panci enamel atau periuk tanah.
Sumber: Portal CBN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar